Kamis, 07 Desember 2017

Dan disaat aku mulai lelah untuk melakukan semuanya, aku berharap ada yang membantu dengan tulus bukan karena dasar apa apa. Aku ingin memiliki sahabat yang benar benar sahabat! Bukan karena hanya memanfaatkan aku saja,tapi harus ada feedback. Tapi aku gak percaya kalau ada yang nama teman atau sahabat karena kita gak tahu mereka dibelakan akan berbuat apa dengan kita. Coba aja kalau kita lagi membutuhkannya pasti dia akan ada aja alasan utuk tidak membantu kita. Awal awalnya sih kita semua teman dekat tapi lama kelamaan keluar deh sifat aslinya. Memang sih, semua orang punya sifat yang berbeda, ya tapikan sifat kamu itu terlalu berlebihan. Aku gak hais pikir kamu tega seperti ini. Kamu bilang kamu bakal jadi sahabat aku tapi apa? Ternyata benar feeling ku gak ada yang namanya teman ataupun sahabat karena itu hanya kata kiasan semata. Kamu itu gak tau gimananya rasanya dilanda perasaan yang amat risih ini. Aku yakin bahwa Tuhan gak bakalan tidur dan dia bakal mengawasi umatnya. Dan Tuhan tahu  yang mana teman yang pantas untuk ku dan yang mana teman gak pantas untukku. Karena kita semua pasti ingin punya teman yang bisa jadi tempat kita mengaduh keluh kesah dan bertukar pikiran. Jadi aku mohon buat kalian yang suka ngemanfaati orang tolong berhenti buat ngemanfaati orang itu kalian tidak pantas melakukan semua itu kalau kalian adalah orang yang memiliki perasaan perikemanusiaan.

Senin, 27 November 2017

KARENA SETIAP ORANG MEMPUNYAI CARA YANG BERBEDA

Aku tak tahu apa yang terjadi jika aku tidak melakukannya. Tapi dalam hatiku bertanya! Apakah aku pantas mendapat semua perlakuan ini! Itulah yang selalu bergejolak dalam hatiku yang tiada lelahnya untuk gundah! Apakah dia juga berpikir bahwa aku sendiri memiliki hati aku adalah manusia yang sama seperti dia. Tetapi apalah dayaku mau berkata apa kepada dia, dia seolah tak tahu tentang yang sedang terjadi. Semua lewat begitu saja dipikirannya. Aku kesal dan aku juga sedih mengingat semua yang sedang terjadi aku kesulitan untuk berpikir jernih. Yah, percuma saja aku memikirkan dia, dia juga pasti tak menegrti dan tak mau tahu tetang ini semua toh. Pasti siapapun tidak mau ada diposisi saya saat ini. Semua begitu berat dilewati tetapi aku peraya pasti ada sosok peri mungkin yang akan menolongku walaupu itu sedikit mustahil. Mukjizat akan selalu menghampiri orang orang yang bijak dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi padanya. Yah, mungkin aku telah menemukan malaikat. Yah, malaikat maut yang akan menjemputku. Tetapi itu aku tanam dalam hati aku tidak berani untuk mengungkapkan semuanya dia hadapannya. Kalau bisa diibaratkan hati ini bisa disamakan sama seperti enara eifel sama sama kuat dan sama sama kokoh dalam berpendirian. Walapun seperti itu tetapi aku tetap membutuhkan sesuatu yang bisa menghiburku. Dan malam itu malam yang sangat rumit untuk dijelaskan. Gak bisa tidur tapi pengen tidur. Dan aku berharap di mimpiku aku isa menikmati hidup yang benar benar hidup bukan hidup tapi gak kayak hidup. Ini bukan penyesalan hidup tetapi ini adalah hidup yang harus mendamaikan penyesalan dan kegembiraan. Dan mulai besok, aku berjanji pada diriku, aku gak boleh seperti orang bodoh, dan aku gak mau masuk ke lobamg yang sama seperti keledai. Dan aku berharap harap cemas tuk pagi ini. Aku gak tahu peristiwa apalagi yang menimpa diriku yang malang ini. Dan semuanya gak seperti yang ku cemaskan karena disaat saat seperti ini aku bertemu dengan seseorang yang mungkin bisa dikatakan pandangan pertama mugkin. Semua berawal dari pandangan pertama karena pndangan pertamalah yang membuat semua ini terjadi. Oh Tuhan, aku hanyalah hambamu yang lemah tetapi aku akan selalu mencoba dan memahami setiap keadaan. Disaat semua merasakan yang namanya hangatnya cinta dan indahnya cinta, kenapa aku tidak merasakan itu semua. Semua berbeda seperti yang dialami orang banyak. Aku ingin bisa menikmati cinta. Tetapi cinta tak mau dinikmatin oleh ku. Aku tak tahu apa yang dirasakan oleh pandangan pertama. Dan aku juga tak tahu dengan apa yang direncanakannya. Semuanya gak seperti itu!. Aku marah besar pada diriku sendiri. Jika kau tahu, aku sangat mencintai dengan cara yang berbeda dan lebih bisa mengetahui seberapa besar cintamu padaku. Itulah kalimat terakhir yang diucapkan oleh pandanagn pertama pada saat Tuhan memberikan dia kesempatan menyampaikan kalimat itu sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya.